Black BoxTesting

Daftar Isi
  1. Pendahuluan
  2. Tentang Black Box Testing
  3. Keuntungan
  4. Kekurangan
  5. Ciri-Ciri Black Box Testing
  6. Fungsi Pengujian Kotak Hitam
  7. Kategori Kesalahan (Error)
  8. Langkah Pengujian Black Box
  9. Teknik Pengujian
  10. Decision Table Testing
  11. Contoh Kasus
  12. Langkah membuat Decision Table
  13. Download Materi Power Point
  14. Referensi


Pendahuluan

Tujuan utama pengujian aplikasi ialah untuk memastikan kualitas dan mengurangi resiko terjadinya major bug pada aplikasi. Namun, dalam memenuhi tujuan tersebut seorang SQA (Software Quality Assurance) dituntut untuk mampu menyusun test case dengan baik agar nantinya dapat mencakup semua kemungkinan yang akan terjadi pada aplikasi.

Dengan menggunakan Black Box Testing Techniques, diharapkan dapat mempermudah SQA dalam mengidentifikasi kondisi pengujian yang jarang disadari, serta merancang test case secara detail untuk dieksekusi dengan lebih baik. Pada tulisan ini akan dijelaskan tentang teknik dari metode black box testing beserta prakteknya.


Tentang Black Box Testing

Tentang Black Box Testing

Black Box Testing adalah metode pengujian aplikasi yang digunakan untuk menguji sistem tanpa perlu mengetahui struktur modul dan code aplikasi. Metode ini berfokus pada keseluruhan sistem dilihat dari input yang masuk pada aplikasi dan output yang dihasilkan apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan


Keuntungan

Ketika behavioral testing digunakan dalam pengujian perangkat lunak, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari pengujian tersebut. Berikut ini adalah keuntungannya:

  • Penguji tidak harus memiliki pengetahuan tentang suatu bahasa pemrograman.
  • Pengujian dilakukan berdasarkan sudut pandang pengguna. Hal tersebut dilakukan agar dapat menemukan inkonsistensi dalam perangkat lunak.
  • Pengembang dan penguji memiliki ketergantungan satu dengan yang lainnya.
  • Penguji tidak perlu memeriksa kode.
  • Memungkinkan penguji dan pengembang bekerja secara independen tanpa mengganggu proses kerja satu sama lain.

Kekurangan

Selain memiliki keuntungan, behavioral testing juga memiliki kekurangan. Berikut ini adalah beberapa kekurangannya:

  • Memiliki kemungkinan kesalahan tidak terdeteksi karena kurang teliti dan tidak adanya pengetahuan teknis.
  • Ada bagian back-end yang tidak diuji sama sekali.
  • Kemungkinan pengujian dilakukan kembali oleh programmer.

Ciri-Ciri Black Box Testing

Lalu apa perbedaan dari Black Box testing dengan White Box atau Grey Box testing? Tentunya Black Box testing memiliki ciri unik yang dapat membedakannya dari jenis pengujian lain. Syafitri (2015) mengemukakan bahwa ciri-ciri dari black box testing adalah sebagai berikut.

  1. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software.
  2. Black box testing bukan teknik alternatif daripada white box testing. Lebih dari pada itu, ia merupakan pendekatan pelengkap dalam mencakup error dengan kelas yang berbeda dari metode white box testing.
  3. Black box testing melakukan pengujian tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. juga disebut sebagai behavioral testing, specification-based testing, input/output testing atau functional testing.

Fungsi Pengujian Kotak Hitam

Mustaqbal dkk (2015, hlm. 34) menyatakan bahwa black box testing befokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada fungsional program. Sehingga dapat disimpulkan Black Box Testing memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.

  1. Menemukan fungsi-fungsi yang salah atau hilang di dalam suatu software.
  2. Mencari kesalahan interface yang terjadi pada saat software dijalankan.
  3. Untuk mengetahui kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal di dalam suatu aplikasi.
  4. Menguji kinerja dari software tersebut.
  5. Menginisialisasikan dan mencari kesalahan dari terminasi software itu sendiri.

Kategori Kesalahan (Error)

Selain itu, menurut Suryawan, dkk (2019) pengajuan Black Box juga ditujukan untuk mengetahui kesalahan atau error berdasarkan kategori kesalahannya. Kategori-kategori kesalahan dari Black Box testing adalah sebagai berikut.

  1. Fungsi yang hilang atau tak benar/salah
  2. Error dari antar-muka/interface
  3. Error dari struktur data atau akses eksternal database
  4. Kesalahan/Error dari kinerja atau tingkah laku/perform
  5. Error dari inisialisasi dan terminal

Langkah Pengujian Black Box

Ada pun langkah-langkah yang dilakukan dalma pengujian kotak hitam adalah sebagai berikut.

  1. Analisa kebutuhan dan spesifikasi
    Dilakukan untuk memastikan persyaratan-persyaratan apa yang ingin dicapai ketika pengujian dilakukan, misalnya fungsi A harus mampu melaksanakan perintah B dan menghasilkan output C.
  2. Pemilihan input
    Pemilihan input dilaksanakan untuk memastikan seluruh input yang ada menerima pengujian, sehingga black box testing dapat menguji seluruh skenario input yang dapat terjadi pada suatu perangkat lunak. Misalnya, kita memilih input log in berupa form username dan password.
  3. Pemilihan output
    Tester akan menentukan output seperti apa yang diharapkan dari perangkat lunak. Misalnya apakah output cetak harus dipastikan dapat mencetak laporan dari perangkat lunak dengan baik? dsb.
  4. Seleksi input
    Pada tahap ini, penguji akan menentukan test case atau skenario dari input yang terpilih. Skenario seperti apa yang akan dilakukan pada input? Misalnya apakah kita akan mencoba memasukan username yang salah dan melihat output yang terjadi? dsb.
  5. Pengujian
    Berbagai skenario pengujian yang telah ditentukan melalui analisis kebutuhan, spesifikasi, pemilihan input, ouput, serta test case seleksi input yang telah dilakukan dilaksanakan pada tahap ini.
  6. Review hasil
    Pengujian yang telah dilaksanakan dievaluasi pelaksanaannya, sehingga menghasilkan berbagai catatan dan dokumentasi mengenai bug, cacat, kesalahan, dan berbagai fungsi yang telah berjalan sebagaimana mestinya.

Teknik Pengujian

Black box testing memiliki beberapa teknik pengujian yang bisa digunakan untuk memvalidasi sistem agar sesuai dengan kebutuhan product requirements documentation. Teknik berikut digunakan sebagai dasar pengujian untuk membantu menentukan apa yang perlu diuji dan membuat test case dengan baik


Decision Table Testing

Decision table adalah teknik pengujian yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi yang berbeda dan tindakan yang akan dilakukan sebagai respons terhadap kondisi tersebut. Teknik ini cocok untuk digunakan pada sistem yang kompleks dengan banyak kemungkinan input dan output. Dalam teknik ini, tabel keputusan dibuat untuk menggambarkan semua kemungkinan kondisi input, tindakan yang harus dilakukan berdasarkan kondisi tersebut, dan hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut.

Teknik ini biasanya digunakan pada fitur aplikasi yang membutuhkan kombinasi input/kondisi untuk memenuhi aksi atau perilaku sistem bisnis. Dengan menggunakan teknik ini, SQA dapat mengidentifikasi kondisi serta tindakan kedalam bentuk tabel secara detail dan mudah dimengerti.


Contoh Kasus

Mari kita kembali ke studi kasus fitur keranjang aplikasi toko online, kali ini kita akan tambahkan beberapa kondisi dengan detail sebagai berikut:

  • Toko online menyediakan layanan berlangganan yang memungkinkan pembeli mendapatkan diskon tambahan 5% setelah pembelian 5 item
  • Besaran ongkos kirim yang akan didapatkan bagi pembeli adalah Rp.20.000 sedangkan bagi pembeli yang berlangganan adalah Rp.30.000
  • Total belanja yang dapat diproses oleh subcriber sejumlah lebih dari 50 item

Langkah membuat Decision Table
  1. kelompokan kondisi dan aksi ke dalam bentuk baris
  2. Masukan semua kombinasi kasus pada kolom
  3. Isi tabel menggunakan kombinasi input pada kondisi beserta action yang berbeda

Hasilnya, decision table dapat memvisualisasikan dengan lengkap terhadap semua kondisi beserta aksi yang akan dijalankan oleh sistem. Teknik ini juga menyederhanakan langkah dalam mencakup semua kemungkinan sesuai dengan logika yang kompleks.


Download Materi Power Point

https://drive.google.com/drive/folders/17iMvfEMskh5l2a-l7kwztMoauG8VZJvU?usp=sharing


Referensi

https://blog.dot.co.id/menerapkan-testcase-design-techniques-pada-black-box-testing-7ac09996c6f4
https://www.dicoding.com/blog/black-box-testing/
https://socs.binus.ac.id/2020/07/02/teknik-dalam-white-box-dan-black-box-testing/
https://serupa.id/black-box-testing-pengertian-ciri-jenis-fungsi-kategori/